Pengajian Menjelang Buka Puasa tentang Keberkahan Allah SWT

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..

(Mukhodimmah)

Marilah pertama-tama kita senantiasa panjatkan puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, Serta InnayahNya kepada kita semua sehingga pada kesempatan kali ini kita masih diberi kesehatan dan bisa menghadiri pengajian pada sore hari ini.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada kita semua selalu umatnya yang menanti syafaatnya di akhir zaman nanti. Aamiin Allahumma Aamiin.

Jama'ah rahimakumullah,
pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk berbagi ilmu/tolabul'ilmi kepada para jama'ah sekalian tentang beberapa hal yang harus kita pahami tentang keberkahan yang wajib kita capai. Ada beberapa hal yang mendorong kita untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, diantaranya memahami dan berfikir tentang apa yang kita konsumsi saat ini. Atau hal yang lain juga bisa kita sebutkan misalnya gaya hidup yang kita jalani. Dan contoh-contoh lainnya yang lebih konkrit lagi. Berbicara dengan berkah/barokhah/keberkahan, tentunya harus ada niat yang selama ini masih banyak terkesampingkan. Padahal dari niat itu sendiri itu memunculkan keseimbangan yang hakiki. Karena Allah SWT selalu menciptakan segala sesuatu itu dalam keseimbangan. Maka dari hal tersebut kita sebagai hambaNYA wajib menjaga keseimbangan tersebut. Namun apa yang terjadi? keseimbangan yang telah Allah berikan kepada kita, ternyata sama manusia telah dirusak dan dihancurkan. Hutan-hutan di eksploitasi besar-besaran sehingga ekosistem alam menjadi tidak seimbang. Maka jangan heran jika alam kembali murka dengan ulah manusia yang selalu serakah. Naudzubillahimindzalik.

Perlu jamaah sekalian ketahui bahwa seluruh alam ciptaan Allah SWT ada yang di hijab dan ada yang tidak di hijab. Diantara makhluk Allah SWT yang tidak di hijab ialah tumbuhan , binatang, dan makhluk mikroorganisme lainnya. Dan makhluk yang tidak di hijab tersebut justru malah selalu bertasbih kepada Allah. Sehingga apabila kita sebagai manusia selalu melakukan kerusakan di muka bumi ini pastinya pertanggung-jawaban kita kelak di akhirat pasti juga akan sangat besar. Bayangkan saja hal yang sering dilakukan manusia tentang perusakan alam ini misalnya menggunakan pupuk/pestisida kimia, dimana obat/pestisida tersebut telah membunuh jutaan mikroorganisme dalam tanah yang tentunya jutaan mikroorganisme tersebut selalubertasbih kepada Allah. Berapa besar dosa yang kita dapatkan. Sehingga tidak heran jika saat ini banyak timbul penyakit yang sangat ganas akibat makanan yang kita konsumsi. Itu semua juga berasal dari apa yang telah kita lakukan khususnya di bidang pertanian dengan mencampuri bahan-bahan kimia yang berbahaya.

Jama'ah Islam Rokhimakumullah... Tidak sadar bahwa saat ini kaum yang sangat tidak suka terhadap Islam sering kali mencari akal dan cara bagaimana Islam itu bisa dirusak. Ketahuilah, hal yang pertama diserang adalah lewat Ibu-ibu. Yakni menyerang dengan merusak barokhah yang selama ini di idam-idamkan manusia. Maksudnya merusak barokhah tersebut adalah melalui makanan yang dikonsumsi. Kenapa tidak , karena Ibu-ibu kewajibannya adalah memasak dan menyiapkan hidangan. Tapi apa, saat ini banyak makanan yang mengandung bahan kimia telah beredar luas dipasaran. dan lahan barokhah di dapur saya pastikan sudah tergempur oleh makanan yang tidak barokhah tersebut. Liahat saja perbandingan saat ini dengan zaman dahulu sebelum makanan instan beredar luas dipasaran, saat ini umur 45 tahun saja sudah timbul berbagai macam penyakit dan penurunan kualitas kesehatan. Dan itu berbeda dengan nenek kita dimana usia 70 tahun pun masih kuat menggendong setumpuk kayu dengan berjalan menaiki dan menuruni bukit. Jika kita lihat hal tersebut bisa terjadi diantaranya karena faktor makanan yang dikonsumsi. Nenek -nenek kita jarang dan tidak pernah makan makanan yang mengandung bahan kimia. Mereka mengkonsumsi bahan makanan organik. Beras atau nasi aja yang dikonsumsi masih berwarna merah yang dimana itu masih ada cangkang bulir padinya, dan itu merupakan serat yang paling tinggi yang dibutuhkan tubuh. Berbeda dengan beras yang dijual sekarang, warnanya putih dan tidak ada cangkang bulir padinya. Memang itu menguntungkan pedagang, disamping awet berasnya , juga menghindari serangan jamur jika disimpan lama. Yang seperti itulah salah satu ciri bahwa keberkahan makanan sudah mulai hilang dan akhirnya penyakit-penyakit rutinitas seperti diabetes sudah menjadi tren era saat ini.

Semoga kita bisa mengembalikan keberkahan makanan di alam ini, dan senantiasa Allah selalu memebrikan petunjuk bagi kita semua untuk menuju jalan yang diridhoi dan diberkahiNya.
Billahitaufiq wal Hidayah.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabaraakaatuuh.

0 comments:

Post a Comment

komentar anda